Pernahkah kita berfikir kalau neraka itu ternyata mahal?. Tapi, kenapa begitu banyak orang menyukainya, berlomba-lomba ingin mendapatkannya? Kalau bicara mahal, yaa..... itulah tabi’at manusia suka yang mahal-mahal dan sensasional Lihatlah! demi tampil beda, beli pakaian rela mengeluarkan fulus yang tidak sedikit bahkan mengambil kredit. Di kampung-kampung banyak gadis yang rela terjebak dalam hidup perawan tua demi sebuah gensi mahal. Perhatikanlah tabiat manusia, walaupun ia sudah tahu kalau perbuatannya itu telah membelah lautan menuju neraka, sikap dan tindakannya telah memenuhi syarat daftar antrian di depan pintu neraka, tetap saja dipertahankan bahkan dinikmati. Meskipun beradu dengan logika imannya, dan bertolak belakang dengan fitrah insaniyahnya.
Kenapa neraka mahal? Karena banyak peminatnya. Perhatikanlah suatu barang jika banyak peminatnya, maka barang itu akan dijual mahal oleh pemiliknya. Obat misalnya, karena begitu banyak peminatnya, sehingga tidak dijual murah oleh produsernya< walaupun informasi yang dibisikkan seorang teman yang bergelut di dunia obat, menguak fakta kalau harga obat sebenarnya tidak mahal. Tapi...., neraka lebih mahal dari obat. Begitu mahalnya neraka sehingga ada yang membelinya setelah menggadaikan imannya, demi untuk menikmati neraka ia rela menjual dulu aqidahnya. Mahal bukan?
Seberapa berkualitaskah neraka sehingga harus mahal? Sesuatu yang mahal belum tertentu berkualitas. Sadarkah kita berapa banyak barang mahal tetapi tidak berkualitas. Perhatikanlah! begitu banyak kosmetik beredar dan dijual dengan harga ratusan ribu, nyatanya “aspal”, asli tapi palsu. Orang membelinya tidak selektif lagi, karena dorongan syahwat ingin kulitnya putih dan cantik tidak terbendung. Mahalnya neraka juga tidak memiliki korelasi dengan wilayah nilai dan kwalitas. tetapi ia juga berkaitan dengan bahasa cinta syahwat dan dorongan hawa nafsu.
Betulkah manusia membeli neraka dengan hawa nafsu dan syahwatnya? Jawabnya ia!, Manusia rela berkorban dalam bentuk ritual dan pemuasan nafsu seks, manusia membangun peradabannya di atas pondasi syahwat. membenarkan kebathilan demi kepuasan syahawatnya, dan membenarkan kebenaran juga dengan syahwat
Itulah sebabnya setiap kali kita melantunkan ayat-ayat suci, Allah saw datang menyapa dengan santun dengan firmanNya; وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا * قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا(Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Q.S.As-Syams : 8-9).
Yaitu orang yang senantiasa membersihkan jiwanya dari perbudakan hawa nafsu, melepaskan dirinya dari belenggu syahwat. Kemudian menghadirkan dirinya sebagai hamba pengembara cinta suci di hadapan Allah yang Maha Suci. Bersimpuh penuh khusyuk dalam raja (harap), khauf (takut) dan hubb (cinta), di atas altar kenikmatan duniawi. Menambatkan hatinya hanya kepada Allah Ar-Rahman, Allah Ar-Rahim.
Ada tujuh rahasia kecintaan manusia terhadap syahwatnya. Perhatikanlah firman Allah berikut ini; “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga”) Q.S. Ali Imran : 14
Wanita, anak-anak, harta, kuda pilihan, binatang ternak, sawah dan ladang. merupakan impian manusia, dipikirkan dan dikejar.
Wanita, yaa...wanita, satu dari tiga wasiat Nabi untuk dijaga sebelum wafat. Wanita yang di Mesir, jika ada laki-laki yang mengkhitbahnya (lamar), jawaban pertama orangtua perempuan, “indak syaqqah” kamu sudah punya rumah?> Bahkan di negara khalij (negara-negara Arab teluk), wanita-wanita dilamar dengan ribuan dinar. Di masyarakat kita tidak jauh beda. Uang panaik (belanja nikah) diukur berdasarkan strata sosial dan pendidikannya.
Sebuah pernikahan elit dipertontonkan oleh dua selebriti beda negara yang konon biayanya hingga miliaran. Disinyalir merupakan pernikahan termewah sepanjang tahun 2008. Alangkah mahalnya menikmati syahwat. Saya sempat berenung, seandainya saja uang itu diinfakkan di jalan da’wah?
Perhatikanlah baik-baik firman Allah di atas, Tuhan menempatkan pasangan hidup (penulis mencoba memahami lebih universal dan adil dengan memaksudkan kata wanita dalam ayat tersebut dengan pasangan hidup), sebagai syahwat urut satu. Kenapa demikian? “Karena ia merupakan tali syaetan” demikianlah jawaban Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi dalam kitab tafsirnya, “Ma’alimul Tanzil”.
Fakhruddin Ar-Razi dalam kitabnya Mafatihul Ghaib menggambarkan bahwa, “dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada syahwat jasmaniyah dan kelezatan-kelezatan duniawi yang semu dan sesaat, yang suatu saat kelezatannya akan sirna, supaya manusia mengalihkan kecintaannya kepada sesuatu yang lebih baik, pasti, dan kekal, yaitu pengalihan perhatian kepada akhirat.
Kecintaan manusia terhadap tujuh hal tersebut sangat luar biasa, sehingga kadang-kadang sulit dibahasakan kecuali isyarat gelengan kepala. Perhatikanlah! Tiada langkah kaki dan ayunan tangan dari anak cucu Adam kecuali diperuntukkan untuk memenuhi kecintaannya. Roda kehidupan manusia berputar siang dan malam tanpa henti memburu kelezatan duniawi. Tiada waktu keterjagaan kecuali berfikir untuk kenikmatan, bahkan dibawa hingga dalam tidur. Setiap tarikan nafas dan detak jantung berirama keindahan duniawi. Memang manusia maunya yang enak-enak saja. Dan semua yang enak secara lahiriah itu dasarnya adalah syahwat.
Syahwat adalah pelindung neraka. Siapa yang mengintip di balik tabir syahwat maka ia akan melihat neraka. Siapa yang masuk ke dalam singgasana neraka, maka ia pasti masuk lewat pintu syahwat. Pehatikanlah baik-baik sabda Rasulullah saw berikut ini;
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
Dari Anas Rasulullah saw bersabda; Syurga ditutupi dengan hal-hal yang dibenci, dan neraka ditutupi dengan syahwat. H.R. Tirmidzi. Hadits ini hasan sahih gharib
Sebelum saya undur diri dari hadapan pembaca, saya mengajak kembali untuk memperhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ أَرْسَلَ جِبْرِيلَ إِلَى الْجَنَّةِ فَقَالَ انْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَجَاءَهَا وَنَظَرَ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعَدَّ اللَّهُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَرَجَعَ إِلَيْهِ قَالَ فَوَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَيْهَا فَانْظُرْ إِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَرَجَعَ إِلَيْهَا فَإِذَا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خِفْتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ قَالَ اذْهَبْ إِلَى النَّارِ فَانْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا فَإِذَا هِيَ يَرْكَبُ بَعْضُهَا بَعْضًا فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلَهَا فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَيْهَا فَرَجَعَ إِلَيْهَا فَقَالَ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَنْجُوَ مِنْهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا.
Dari Abu Hurerah r.a. dari Nabi saw bersabda: Tatkala Allah telah menciptakan syurga, Ia memerintahkan Jibril pergi ke Syurga, dan Berkata : Lihatlah Syurga dan segala apa yang Aku telah persiapkan untuk penghuninya kelak. Nabi berkata, maka Jibril mendatangi syurga dan melihatnya dan apa yang telah dipersiapkan Allah untuk penghuninya. Nabi berkata; kemudian Jibril kembali kepada Allah dan berkata : demi kemuliaanMu, sesungguhnya tidak seorang pun yang mendengar beritanya kecuali ia akan memasukinya. Rasulullah berkata; kemudian Allah memerintahkan padanya dan syurga ditutupi (diliputi) dengan hal-hal yang tidak disukai (makarih), lalu Allah berkata; pergilah kembali ke syurga dan lihatlah apa yang aku telah persiapkan untuk penghuninya. Nabi berkata; maka kembalilah (jibril) dan mendapati (syurga) telah ditutupi dengan hal-hal yang dibenci, maka ia (jibril) kembali kepada Allah dan berkata; dan demi kemuliaanMu, sungguh aku takut kalau-kalau tidak seorang pun yang akan (ingin) masuk syurga. Allah berkata; pergi dan lihatlah ke neraka dan lihatlah apa-apa yang Aku telah persiapkan untuk penghuninya, yang isinya saling tindih sebagian dengan sebagian yang lain. Maka ia (jibril) kembali kepada Allah dan berkata; demi kemuliaanMu, sungguh tidak seorang pun yang mendengarkan beritanya kemudian ia ingin masuk di dalamnya. Kemudian Allah memerintahkan padanya dan neraka ditutupi (diliputi) dengan syahwat (berbagai keinginan), kemudian (Allah) berkata; kembalilah kepadanya!, maka ia (jibril) kembali kepadanya, dan berkata; demi kemuliaanMu, sungguh aku takut tidak ada seorang pun yang selamat dari padanya (godaannya) kecuali ia pasti masuk. H.R. Tirmidzi, hadits hasan shahih.
Menurut Al-Qurthuby “Al-makarih”, segala yang memberatkan di dalam jiwa, dan menyulitkan untuk dilaksanakan. Sedangkan as-syahawat, segala sesuatu yang sesuai dengan selera jiwa dan selaras dengan keinginan hati, serta segala sesuatu yang selalu mengajak kepadanya.
Sungguh, neraka memang mahal, sehingga manusia rela menggadaikan imannya, rela menukar akidahnya, menghalalkan segala hal demi untuk menikmati penutup dan pelindung neraka karena harus dibeli dengan segala keinginan-keinginan hati dan kepuasan jiwa, padahal kapan puasnya jiwa?, kapan berhentinya keinginan? Wallahu ‘alam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar