Rabu, 06 Januari 2010

SEJARAH KEBANGKITAN ISLAM DI MALAYSIA


Malaysia adalah salah satu negera yang menjadi perhatian masyarakat internasional. Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai mengeksiskannya sebagai negara yang diperhitungkan. Ketika Indonesia yang dulunya dijuluki macan Asia mengalami keterpurukan, Malaysia tampil sebagai macan Asia baru yang mengaung dan menampakkan gigi-gigi taring kekuatannya di banyak sektor.
Di bidang teknologi, Malaysia berada pada peringkat 26 dunia di bawah Singapura yang berada pada peringkat ke-5, sedangkan Indonesia hanya pada tingkat ke-76 . Pada aspek pembangunan manusia (HDR) tingkat ASEAN, Malaysia berada pada posisi ketiga di bawah Singapura, Brunai. Sedangkan Indonesia hanya diurutan ke-6 setelah Thailand, dan Vietnam. Di sektor industri pariwisata Malaysia menempati rengking 32 dunia, sedangkan Indonesia hanya berada diurutan ke 81
Dalam bidang pendidikan, realitas sejarah mengukir bahwa pada tahun tahun 70-an Malaysia datang belajar dan berguru di Indonesia. Tapi setelah berjalan hampir 30 tahun. Pendidikan di Malaysia berkembang pesat. Berdasarkan laporan Global Monitoring Report 2008 (UNESCO), Malaysia melonjak enam tingkat dari peringkat 62 menjadi 56. Sebaliknya Indonesia turun dari 58 menjadi 62.
Apa yang digambarkan di atas hanyalah sebagian dari fenomena kebangkitan yang terjadi di Malaysia. Yang menarik untuk dikaji karena Malaysia merupaqkan negara dengan penduduk mayoritas Muslim, sebab itu kebangkitan di sektor ekonomi, HDR, dan atau pendidikan tentu memiliki korelasi kuat dengan Islam dan kebangkitannya.
Mengkaji kebangkitan Islam di Malaysia adalah kajian yang menarik dan menantang, karena bagaimana pun Islam tidak bisa dipisahkan dari budaya dan jiwa sosial Melayu. Unsur-unsur Islam mendominasi kuat budaya Melayu dalam berbagai bidang; seni, bahasa, sastra, musik, film, hukum, pakaian dan kebiasaan . Di antara yang kita bisa lihat adalah film kartun Upin dan Ipin yang mengepresikan sisi-sisi prilaku sosial dan keberagamaan masyarakat Malaysia. Selain itu, peran Islam dalam percaturan politik di Malaysia jauh lebih penting lagi. Islam telah menjadi bukan saja sebagai faktor penyatu bagi orang-orang Melayu, tetapi muncul sebagai ungkapan umum bagi identitas politik melayu
Dari latar belakang di atas, tulisan ini mengangkat tentang Islam di Malaysia dalam ranah historisitas dan realitas kekiniannya, dengan fokus kajian pada sejarah perkembangan dan kebangkitan Islam di Malaysia dari awal masuknya, pada era imperialisme Inggris sampai Malaysia modern.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perjalanan Sejarah masuknya Islam di Malaysia
2) Bagaimana tahapan atau fase kebangkitan Islam di Malaysia
3) Apa yang mempengaruhi kebangkitan Islam di Malaysia, apa bentuk kebangkitannya dan pengaruh yang ditimbulkan

II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Kelahiran Negara Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara persekutuan yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki kordinat geografis 2.30 U, 112. 30 T dan iklim Tropika dengan suhu 24–35 Darjah Celsius. Malaysia mempunyai dua kawasan utama yang terpisah oleh Laut China Selatan; yaitu Semenanjung Malaysia, berbatasan Thailand di utara dan Singapura di selatan; dan Malaysia Timur, bahagian utara Pulau Borneo yang berbatasan dengan Indonesia di selatan dan Brunei di utara.
Sebelum diduduki Inggris pada akhir abad ke-19, semenanjung Malaka terdiri atas kerajaan-kerajaan Melayu tradisional di bawah keturunan sultan-sultan Melayu . Hingga akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1951, melalui perjanjian antara Inggris (sebagai penjajah) dan raja-raja negara bagian Malaya, federasi Malaya menjadi wilayah yang merdeka dan berdaulat yang terdiri dari 11 negara bagian Malaya . Negeri-negeri tersebut adalah; Johor, Kedah, Kelantan, Malaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor, Trengganu, dan Penang . Setelah merdeka pada tahun 1957 bekas federasi Malaya kemudian berganti nama menjadi persekutuan Malaya minus Singapura .
Abdul Rahman Putra Al-Hajj ketika naik jadi Perdana Menteri, ia melakukan perluasan wilayah hingga ke utara Kalimantan. Tetapi keinginan Perdana Menteri Malaya pertama ini mendapatkan pertentangan dari Indonesia dan Filipina, karena kedua negara ini telah membuat pengakuan wilayah atas Kalimantan dan Mindanau . Hal inilah yang kemudian menyulut perseteruan berdarah antara Indonesia dan Malaysia. Dibawah komando presiden Soekarno, ia menyerukan perang dengan istilah ‘ganyang Malaysia”.
Namun dukungan pemimpin Brunai, Kalimantan Selatan dan Serawak, pada tanggal 9 Juli 1963, pemerintah Inggris secara formal menyetujui penyatuan federasi Sabah (Kalimantan Selatan), Serawak, dan Singapura, dengan federasi Malaya untuk membentuk negara Malaysia . Semenjak itulah federasi Malaya yang terdiri dari 11 negeri bagian bersatu dalam satu negara federasi baru yang bernama Malaysia dengan tambahan dua negeri bagian; Serawak dan Sabah. Dengan wilayah pemerintahan yang ada di dua pulau besar, Malaysia terbentang laksana bulan sabit.

B. Masuknya Islam di Malaysia
Masuknya Islam di Malaysia tidak bisa dipisahkan dengan masuknya Islam di Indonesia, dan Asia Tenggara. Peneliti sejarah seringkali menandemkannya dengan kata “Melayu-Indonesia”. Berbicara tentang kedatangan Islam di Melayu-Indonesia dan Nusantara terjadi diskusi dan perdebatan di antara para ahli mengenai tiga hal; tempat asal kedatangannya, pembawanya, dan waktu kedatangannya .
Sejumlah sarjana Barat, seperti Pijnappel, Snouck Hurgronje, dan Moquette memegang teori bahwa Islam datang ke Nusantara berasal dari benua India wilayah Gujarat dan Malabar. Moquette menguatkan teorinya berdasarkan penemuan epigrafis batu nisan di Pasai yang memiliki kemiripan dengan batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, juga mirip dengan batu nisan yang terdapat di Cambai, Gujarat. Teori Moquette ini juga diperkuat oleh R.O. Winstedt yang juga mengemukakan tentang penemuan batu nisan yang mirip bentuk dan gayanya di Bruas, pusat kerajaan kuno Melayu di Perak. Sedangkan periode paling mungkin dari penyebaran Islam di Nusantara adalah abad ke-12
Teori mereka yang dikenal dengan kelompok “Indianisme” dibantah oleh ilmuan lain. G.E. Marisson mematahkan teori ini dengan mengungkap fakta bahwa telah terjadi islamisasi di Samudra Pasai dengan raja pertamanya wafat 698 H/1297 M, sedangkan Gujarat masih dalam kerajaan Hindu, barulah setahun kemudian Gujarat ditaklukkan oleh kekuasaan Muslim. Menurut Marisson, Islam Nusantara bukan berasal dari Gujarat, tetapi berasal dari Coromandel pada akhir abad ke-13. Sejalan dengan Marisson, T.W. Arnold jauh sebelumnya juga berteori sama. Teorinya dibangun di atas adanya kesamaan prilaku beragama atau kesamaan mazhab fiqh. Mayoritas Muslim di Nusantara bermazahab Syafi’i, yang juga cukup dominan di Coromandel Malabar .
S.M. Naquib Al-Attas ilmuwan Malaysia juga salah seorang yang sangat menentang teori India. Menurutnya bahwa kesamaan batu nisan di Pasai, Gresik dan yang ada di Gujarat, semata-mata karena jaraknya yang lebih dekat dibandingkan dengan Arab. Ia bersih kukuh berpegang pada teori Arab, bahwa Islam masuk ke Nusantara dan Malaysia berasal dari Arab. Ia mendasarkan teorinya itu dengan karakteristik internal Islam di dunia Melayu-Indonesia
A. Hasjmy menyebutkan bahwa asal muasal Islam di Nusantara adalah dari Arab, dan hal itu sudah berlangsung sejak awal abad pertama hijriah . Adapun jalur masuknya Islam dari Arab ke Melayu-Indonesia, dalam dua jalur ; Dengan jalur laut : Aden, Maskat, Raisut, Siraf, Guadar, Daibul, Pantai Malabar (Gujarat), Keras, Quilon, Kalicut, Pantai Caramandel (Bangladesh), Akyab (Myanmar), Selat Malaka, Peureulak. Dengan jalur darat ; Mekkah, Madain, Kabul, Kasymir, Singkiang (Sinzhiang), Zaitun, Kanton, Alam Melayu.
Dari beberapa teori dan asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa Islam datang dari Arab adalah pasti, karena memang Islam berawal di Arab. Tetapi siapakah yang berjasa pertama kali menyampaikan Islam di Melayu-Indonesia, maka bagi penulis ada tiga model yang memungkinkan. Kemungkinan pertama adalah model rihlah, di mana orang Arablah yang melakukan perjalanan penyebaran Islam yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain hingga akhirnya sampai ke alam Melayu dan menyebarkan Islam, sebagaimana model da’wah jama’ah tabliqh. Hal ini sangat mungkin terjadi karena disamping motivasi da’wah juga motivasi dagang.
Kemungkinan kedua, adalah model mata rantai. Islam datang di bawah oleh orang Arab Aden ke Maskat, orang Maskat membawanya ke Raisut, orang Raisut membawa ke Siraf, orang Siraf membawa ke Daibul, orang Daibul membawa ke Malabar dan seterusnya hingga ke Alam Melayu. Kemungkinan ketiga, model jalan bersama. orang Arab setelah menyebarkan Islam di Persia dan Gujarat, mereka kemudian bersama-sama dalam ikatan akidah Islam, dan semangat da’wah serta alasan dagang mengembara menyebarkan Islam hingga akhirnya sampai ke Alam Melayu. Model ini lebih dekat dengan pendapat Hamka yang mengakatan bahwa Islam dibawa oleh saudagar Arab, Persia dan Gujarat .
Adapun kapan waktu kedatangannya, penulis lebih setujuh dengan kesimpulan Azyumardi Azra bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di Nusantara pada abad-abad pertama hijriyah, tetapi nanti setelah abad ke 12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata . Lantas di manakah pertama kali Islam diperkenalkan?. Para ahli sepakat bahwa Islam pertama kali masuk di wilayah Pesisir Sumatera bagian Utara. Hanya saja mereka berbeda pada kepastian tempatnya, apakah di Perlak (Pase), di Aceh Utara, atau di Barus .
Dengan ini penulis berkesimpulan bahwa masuknya Islam ke Malaysia memiliki sejarah yang sama dengan masuknya Islam di Indonesia. Bahwa Islam pertama kali diperkenalkan di wilayah Sumatera bagian Utara, kemudian menyebar ke arah semenanjung Malaya. Jika Islam sudah masuk ke Sumatera bagian Utara pada abad-abad pertama Hijriyah, maka dapat dikatakan bahwa Islam masuk ke Malaysia atau Malaya juga di abad itu atau sesudahnya (abad ke-2). Kini populasi ummat Islam di Malaysia mencapai 17 juta dari 25 juta seluruh penduduk Malaysia.

C. Kebangkitan Islam Malaysia
1. Transformasi Islam Tradisional
Proses masuknya Islam di Malaysia berbeda dengan Islamisasi yang berlangsung di sebagian besar Timur Tengah, Afrika dan di beberapa belahan tanah Eropa, yang umumnya Islamisasi dilakukan dengan cara futuhat (pembebasan). Islam masuk ke Malaysia secara damai dibawah oleh para pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Mereka menyampaikan da’wah secara damai, bijak dan keteladanan, sehingga Islam juga diterima secara damai. Sebab itu islamisasi atau penyebaran da’wah Islam di Malaysia dipengaruhi kuat oleh politik dagang.
Dalam teori dagang, stabilitas sosial dan politik adalah sesuatu yang wajib, karena akan berkaitan dengan stabilitas ekonomi. Para pedagang Arab, Persia dan Gujarat tentu sangat mempertimbangan hal itu, karena disamping pertimbangan maslahat keberlangsungan penyebaran da’wah, juga berkaitan langsung dengan eksistensi dagangnya. Sehingga mereka berusaha menghindar dari komprontasi pemahaman setempat dan tradisi lokal masyarakat. Akibatnya toleransi dan kerukunan kultural hingga akulturasi teologis menjadi nuansa tersendiri dalam kehidupan beragama mereka dan prilaku sosialnya.
Wan Hasyim bin Wan Teh mengemukanan hasil penelitiannya di mana ada beberapa bentuk kepercayaan dan praktek-praktek kepercayaan masyarakat Malaysia; seperti mengeramatkan tempat-tempat tertentu, upacara-upacara periodik dalam bentuk selamatan dan sesajian dilakukan demi keselamatan dan demi rezki yang melimpah, ritual menyembuhkan penyakit dengan meminta bantuan ruh-ruh agung yang mereka sebut main puteri. Upacara syukuran sehabis panen, kenduri beras yang disajikan kepada makhluk halus yang berhubungan dengan ruh padi yang telah membantu memberikan keberhasilan panen dan sebagainya
Dengan demikian, masyarakat Melayu meskipun telah menerima Islam sebagai keyakinan barunya, kepercayaan dan praktek-praktek tradisional masa lalunya belum ditinggalkan. Pola Islam dan prilaku beragama mereka masih diresapi sistem kepercayaan pra-Islam.
Tetapi keyakinan mereka terhadap Islam sangatlah kuat. Ini terbukti dengan prinsip yang di pegang teguh bahwa, “orang Melayu adalah Muslim”, pada akhirnya dicantumkan secara legal formal dalam konstitusi Malaysia pasca kolonial. Selain kekuatan Islam di tingkat arus bawah, Islam juga telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kerajaan-kerajaan Melayu tradisional. Bahkan menjadi kekuasaan sakral penguasa Melayu untuk mempertahankan Islam dan menerapkannya sebagai agama Negara. Disamping itu besarnya peran ulama dalam menjaga, menerjemahkan, menafsirkan naskah-naskah Arab yang mereka pelajari menjadi tradisi intelektual dan paradigma taqlid yang senantiasa langgeng dan terjaga di kerajaan-kerajaan Melayu saat itu, ditambah lagi popularitas aliran tariqat dan ajaran tasawwuf yang mendominasi pembinaan dan pengajaran Islam , semuanya terakumulasi menjadi satu kesatuan dan membentuk praktek-praktek kepercayaan dan tradisi keberagamaan masyarakat Malaysia.
Tampaknya ciri keislaman masyarakat Malaysia pada saat itu adalah islam tradisional . Hingga akhirnya ajaran-ajaran Islam di kalangan penduduk desa Melayu khususnya dintensifkan dan Islam yang mereka praktekkan dimurnikan dari pengaruh sistem kepercayaan pra-Islam . Maka dari gerakan pemurnian tersebut bisa dianggap sebagai titik awal kebangkitan Islam di Malaysia.

2. Gerakan Kaum Muda
Ketika Inggris mengeksiskan kolonialisme dan imperialismenya di alam Melayu, ia memainkan peran dalam melakukan intervensi yang jauh terhadap kehidupan keagamaan Masyarakat Melayu Muslim. Posisi sultan sebagai pejabat agama dan politik tertinggi masyarakat Melayu dibonsai oleh kebijakan Inggris dari otoritas efektif mereka dalam segala urusan kecuali bidang yang berkenaan dengan agama atau adat
Inggris menjadikan urusan-urusan agama dan adat Melayu lokal yang tentunya sarat dengan ajaran Islam berada di bawah yurisdiksi sultan-sultan yang diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan, ataupun kantor pusat. Majelis Ugama dibentuk untuk berkuasa sepenuhnya terhadap peradilan agama dan mesjid-mesjid kampung. Seluruh administrasi keagamaan Islam di seluruh wilayah semenanjung Melayu disentralisasikan dalam kontrol negara. Sistem hukum, pendidikan, ritual, dan sistem peribadatan Islam semuanya berada dalam pengawasan negara.
Menurut Ira M. Lapidus, adanya perubahan yang diperkenalkan oleh imperial Inggris, disamping faktor perkembangan ekonomi masyarakat Melayu juga, merangsang lahirnya gerakan Kaum Muda. Gerakan Islam yang dipelopori Kaum Muda menggeliat ke permukaan dan melakukan aksi dan gerakan reformasi dan modernisasi. Kehadirannya yang tak terbendung itu tampil menjadi tantangan keras baik kaum elite negara maupun terhadap elite Muslim pedesaan.
Pedagang keliling dan pelajar kembali ke kampung masing-masing untuk menentang otoritas para imam dan sufi setempat dan menentang administrasi pemerintahan Islam yang sentralistik di bawah kendali Inggris. Pada akhir tahun 1920-an terbitlah beberapa jurnal yang dibentuk oleh mahasiswa yang belajar di Kairo. Melalui media tersebut mereka menyebarkan isu-isu pan-Islam, pan-Melayu dan anti kolonialisme. Maka pada tahun 1930an kaum muda secara politik menjadi kelompok militan yang beroposisi dengan nasionalis terhadap pemerintah asing
Hadirnya gerakan Kaum Muda menyebarkan propaganda-propaganda kebenaran berorientasi pada upaya pembebasan masyarakat Melayu dari dua kungkungan yang mememjarakan. Yaitu kungkungan imperialisme penjajah, dan yang kedua kungkungan faham fatalistik Islam akibat doktrin sufistik dan aliran tariqat serta, serta pembebasan dalam artian pemurnian praktek ajaran Islam dari percampuran tradisi lokal yang mistis dan animis. Gerakan Kaum Muda meneriakkan dua slogan pembebasan; Pan-Islam dan pan-Melayu. Kedua slogan ini menjadi isu penting dalam pembebasan masyarakat Melayu dari keterkungkungannya.
Menelusuri gerakan Kaum Muda Malaysia, maka ditemukan jejak adanya hubungan kuat antara lahirnya gerakan ini dengan gerakan pembaruan dan kebangkitan Islam di Timur Tengah. Mahasiswa Malaysia yang belajar di Kairo menjadi pelaku sentral, ia hadir sebagai jembatan ide dan gerakan.
Seperti diketahui bahwa akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 adalah fase pembaruan pemikiran Islam dan gerakan kebangkitan Islam di Timur Tengah khususnya di Mesir yang berorientasi pada penyelamatan umat Islam dari dua kungkungan; kolonialisme dan fatalisme. Tokoh-tokoh pergerakan seperti Jamaluddin Al-Afgani, Muhammad Abduh , Hasan Al-Banna yang hidup pada fase itu menjadi inspirasi bagi pelaku gerakan Kaum Muda Malaysia. Ide-ide dan pemikiran para tokoh tersebut menjadi katalisator gerakannya.
Dengan demikian bentuk kebangkitan Islam pada fase pra kemerdekaan dan ketika dalam penjajahan adalah; pertama, adanya gerakan pemurnian pemahaman Islam yang tradisional-fatalis menuju Islam yang transformatif . Kedua, aksi nyata perlawanan terhadap kolonialisme untuk membebaskan masyarakat Melayu dari ketertindasan hegemoni mereka.


3. Kebangkitan Islam di Era Malaysia Modern
Pasca penyerahan kekuasaan Inggris kepada aristokrasi Melayu dan membentuk negara Federasi Melayu dengan tetap mempertahankan keberadaan sejumlah pemerintahan kesultanan Melayu , gerakan kebangkitan Islam semakin kuat. Bahkan berdampak pada pertentangan antara kelompok Kaum Muda yang mengumandakan revormasi dengan kelompok tradisional atau Kaum Tua. Ketika birokrasi agama dan ulama tradisional yang masih larut dengan beberapa praktek yang dianggap bid’ah serta toleran dengan mengakomodasi tradisi-tradisi lokal ditentang dan dianggap sebagai khurafat oleh kelompok reformis Kaum Muda justru mendapat perlawanan dan pertentangan dari Kaum Tua.
Namun tampaknya perlawanan kaum tua tidak mampu membendung teriakan dan gerakan kebangkitan Islam. Hingga akhirnya kebangkitan Islam tersebut benar-benar menggeliat ke permukaan pada era tahun 1970-an. Tentu hal tersebut tidak lahir dari ruang yang hampa, ada banyak faktor yang mempengaruhinya, dan ada banyak dukungan yang menguatkannya.
Menurut J.L. Esposito, sebagaimana dikutip Khammami Zada bahwa kebangkitan Islam di Malaysia dipengaruhi oleh tiga faktor ; Pertama, tumbuhnya kekuatan ekonomi Timur Tengah semenjak tahun 1970-an. Kedua, kemenangan revolusi Iran 1979. Ketiga, kekecewaan dari banyak dunia Muslim terhadap nasionalisme sekuler . Selain Esposito, Fred R von der Mehden mengungkap enam faktor; pertama, munculnya perhatian tinggi dari pemerintah untuk membantu kelompok-kelompok da’wah baru dengan memberikan bantuan keuangan dan bahan dakwah, serta mengadakan hubungan yang lebih luas dengan aktivitas Islam tradisional. Kedua, terjadinya embargo minyak OPEC tahun 1973 dan meningkatnya kerjasama dan aktivitas di kalangan kaum muslim di Timur Tengah. Ketiga, urbanisasi orang Melayu dan keinginan para mahasiswa belajar ke Universitas yang ada di dalam maupun di luar negeri. Keempat, mahasiswa dan dosen yang pernah belajar di luar negeri, terutama yang dididik di Inggeris, menjadi barisan terdepan dari fundamentalisme Islam, seperti yang berkembang sekarang. Kelima, peristiwa-peristiwa di Iran dan Pakistan. Keenam, berkembangnya kelompok-kelompok dan organisasi dakwah.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kebangkitan Islam di Malaysia datang dari dua aspek; aspek eksternal, dan interal. Aspek eksternal adalah diantaranya karena kemenangan revolusi Iran, yang hal ini berkaitan dengan aspek kekuatan politik dan kekuasaan, tumbuhnya kekuatan ekonomi Timur Tengah, yang dalam hal ini berkaitan dengan kekuatan ekonomi. Maka kekuatan politik-ekonomi ummat Islam yang mulai membaik memberikan dampak positif bagi geliat kebangkitan Malaysia.
Sedangkan aspek internal adalah terjadinya pertentangan antara realitas dan idealitas di tengah masyarakat Muslim Malaysia, di mana idiologi nasionalisme sekuler yang sengaja diadopsi dari Barat (Inggris) ataupun yang dipaksakan bangsa kolonial untuk diterapkan, gagal memberikan solusi terbaik di Malaysia. Di saat yang bersamaan munculnya kelompok-kelompok dakwah yang aktif melakukan gerakan perubahan dengan mempropagandakan kebenaran Islam yang universal>. Kelompok da’wah ini ini mendapat dukungan kuat dari kaum terpelajar dan intelektual muda baik yang belajar di dalam negeri, maupun yang belajar di luar negeri, seperti Mesir dan Inggris. Kesadaran kembali kepada Islam pun semakin menguat, serta ajakan untuk kembali kepada hukum Islam semakin ramai.
Adanya sentimen kebangkitan Islam, dan hadirnya kesadaran keislaman yang menyeluruh, dan seruan-seruan alternatif islami, melahirkan beberapa bentuk atau aspek kebangkitan Islam seperti lahirnya tiga kelompok besar; Malaysia Muslim Youth League (ABIM), Darul Arqam, dan Tabligh . Di samping itu, menurut Omar Farouk, kebijakan islami pemerintah seperti pembentukan Bank Islam, Sistem Asuransi Islam, dan yang lainnya adalah bukti nyata islamisasi yang digerakkan pemerintah. Serta hadirnya PAS partai Islam yang mengklaim dirinya sebagai representase ummat Islam yang memperjuangkan terbentuknya negara Islam, dan berusaha memperhatikan kepentingan-kepentingan semua warganya, yang Muslim dan yang non-Muslim , adalah aspek lain dari kebangkitan Islam
Ini berarti, kebangkitan Islam terjadi pada pada empat aspek utama. Pertama, kebangkitan Islam pada aspek politik, seperti lahirnya partai politik Islam (PAS). Kedua, gerakan sosial-ekonomi yang dipelopori kelompok Darul Arqam. Ketiga, organisasi kepemudaan yang dipelopori Angkatan Belia Islam Malaysia. Keempat, patronase kekuasaan yang memberikan ruang gerak bebas melakukan islamisasi di tingkat pemerintahan.
Pertama, Partai Islam (PAS). PAS adalah nama baru dari partai PMIP (Pan Malayan Islamic Party). Perubahan itu adalah korban penguasa yang berusaha melemahkannya dengan menggabungkannya dalam Front Nasional .
PMIP berdiri pada tahun 1955. Ia hadir sebagai partai oposisi Pemerintah yang berkembang pesat di Kelantan dan Trengganu. PMIP menjadi juru bicara bagi permusuhan komunal Muslim terhadap Cina dan India, dan juru bicara bagi sebuah negara Islam untuk melaksanakan hukum Islam. PMIP dengan mengejutkan mampu mengalahkan koalisi aliansi di Kelantan dan Trengganu. Ia kemudian membangun sarana administrasi Islam di bawah penguasaannya sendiri, memperkuat posisi qadhi dan mufti, menindak tegas segala bentuk kegiatan yang immoral, serta menekan perselisihan antara sekte-sekte agama .
UMNO (United Malay National Organization) sebagai partai koalisi aliansi merespon perkembangan PMIP dengan kebijakan baru memberikan sokongan keagamaan yang kuat. UMNO berusaha merekrut tokoh-tokoh agama dan berjanji memperjuangkan Islam, menawarkan bantuan kepada proyek-proyek Muslim seperti pembangunan Mesjid meski pada akhirnya melemahkan kekuatan UMNO sendiri. Dengan berbagai usaha, akhirnya PMIP dapat dibonsai kekuatannya oleh pemerintah. Ia digiring dengan paksa bergabung dengan Front Nasional. Akhirnya pada tahun 1972. PMIP berganti nama menjadi PAS.
Perjalanan perjuangan PMIP di ranah politik Malasysia sebagai representase Muslim mayoritas hampir sama dengan partai-partai Islam di Indonesia. Mulai dari peleburan semua partai Islam ke dalam satu partai yakni PPP, hingga pemaksaan asas tunggal adalah ekses interfensi penguasa dalam membonsai gerakan oposisi, dan terkhusus gerakan beridiologi Islam. Cara-cara penguasa Indonesia sama dengan Malaysia. Meskipun pada tingkat perjungan partai, PAS lebih eksis dari PPP karena pada pemilu 2009 misalnya PPP hanya mampu di posisi ke-7, meskipun suar partai Islam cukup besar karena PKS kemudian hadir menjadi kekuatan baru menggantikan PPP, yang eksis menyatakan bahwa perjuangan politik ummat Islam tidak akan pernah berhenti.
Sedangkan PAS di bawah kepemimpinan Dato Abdul Hadi Awang pada pemilu 2008, memenangkan pertarurangan politik di Kelantan, yang secara historis-politik adalah basis PMIP. Serta dalam koalisinya dengan partai oposisi lain yang bernama Pakatan Rakyat menang di Perak, Selangor, Pulau Pinang dan Kedah. Maka dapat dikatakan bahwa keberadaan PAS sebagai partai politik Islam merupakan representase perjuangan ummat Islam menuju kebangkitannya di ranah politik.
Kedua. ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) atau dikenal dengan Malay Muslim Youth League. Didirikan pada tahun 1971, dipimpin oleh Anwar Ibrahim . ABIM tampil sebagai gerakan kepemudaan yang menunjukkan fase baru dalam pemikiran dan tindakan keislaman . Ia tampil berada digarda terdepan dalam mempromosikan citra positif Islam, memberikan gambaran terbaik tentang Islam mengoreksi prasangka yang ada tentang Islam, baik yang datang dari non-muslim maupun dari kaum Muslim sendiri .
Tetapi visi ABIM tentang Islam sebagai jalan hidup yang sempurna dan menyeluruh menurut Esposito, sebenarnya merupakan kelanjutan dan perluasan dari gerakan pembaruan dan kebangkitan sebelumnya di Timur Tengah dan Pakistan. ABIM dan organisasi da’wah pemuda mendesak diterapkan hukum dan nilai Islam dalam kehidupan nasional dan mengartikulasikan persepkrif Islam yang menyeluruh tentang pembangunan sosial, ekonomi dan spiritual. Cakupan religiusitas Islam diperluas agar dapat meliputi segala dan semua aspek kehidupan manusia
Tampaknya Visi ABIM tentang Islam yang universal banyak dipengaruhi oleh ide-ide pergerakan Ikhwanul Muslimin Gerakan ini cukup atraktif dan dinamis dengan ide-idenya yang idealis dan realistis sehingga mampu merambah belantara dunia di mana ada umat Islam di dalamnya. Mahasiswa Malaysia yang datang belajar ke Mesir diduga kuat menjadi jembatan utama masuknya pemikiran Ikhwanul Muslimin di tubuh ABIM.
Ketiga, Darul Arqam. Ia adalah organisasi sosial yang membentuk gerakan non-politik yang bertujuan mewujudkan gaya hidup sebagaimana dijalankan oleh masyarakat Islam pertama di zaman Nabi Muhammad saw . DA memprakarsai berbagai usaha bersama, klinik, dan sekolah, dan menekankan sikap independen melalui aktivitas ekonomi seperti pertanian dan industri skala kecil, menjalankan usaha-usaha penerbiatan sendiri, menekankan gaya hidup komunal Muslim, dengan mendirikan pemukiman sendiri, dll.. DA menunjukkan dirinya sebagai contoh nyata gaya hidup alternatif yang dapat dijalankan di abad 20 sekalipun. DA berhasil mengangkat secara mandiri simbol-simbol kehadiran Islam di Malaysia. Kaum laki-lakinya menggunakan sorban hijau dan hitam, dan kaum perempuan mengenakan purdah, anak-anak mereka menanggalkan pakaian adat melayu tradisional dan mengenakan pakaian Arab
Hanya saja kehadiran DA yang giat dan intens melakukan islamisasi di ranah sosial dan ekonomi dengan manhaj khas yang mereka usung, justru hadir sebagai gerakan kontroversial dalam masyarakat Muslim Malaysia. Di antara penyebab kontroversialnya yang nyata adalah apa yang mereka lalukan telah bersinggungan dengan budaya lokal yang telah menjadi bagian dari masyarakat Muslim Malaysia. Akhirnya pemerintah Malaysia membubarkannya dan menganggapnya organisasi terlarang.
Namun demikian kehadirannya di tengah masyarakat Malaysia dengan gerakan islamisasi sosial-ekonomi telah memberikan dampak dan pengaruh besar terhadap iklim kehidupan beragama masyarakat Muslim Malaysia, terutama kesadaran religius dalam membangun tatanan sosial alternatif islamis dan tatanan ekonomi ummat yang lebih mandiri.
Keempat, Patronase Kekuasaan. Tahapan perjalanan Islam di Malaysia semakin baik ketika pemerintah Malaysia memiliki peran aktiv dalam proses Islamisasi. Islam tidak sebatas agama resmi negara federasi Malaysia, tetapi kekuatan dan kekuasaan pemerintah memberikan patron perwujudan nilai-nilai keagamaan di dalam kerangka pemerintahan, dan perlindungan konstitusional pelaksanaan syariat Islam. Meskipun demikian, kritikan dari berbagai pihak terus mengalir. Menurut Omar Farouk, ...sebagian memandang islamisasi yang dilakukan pemerintah pada dasarnya hanyalah kosmetik yang pada dasarnya di dorong oleh pertimbangan politis, dan pragmatis ketimbang keinginan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan Islam sebagai din al-fitrah, pandangan hidup yang sempurna di dunia, di atas pandangan hidup atau idiologi lain .
Terlepas dari kritikan dan ketidak setujuan banyak pihak, terutama dari kelompok oposisi, tetapi apa yang dilakukan pemerintah Malaysia adalah proses islamisasi yang menjadi fase penting dalam bingkai kebangkitan Islam di negara bulan sabit.
Di antara program keislaman yang nyata adalah ; Di tingkat Departemen Pemerintahan; Penananam nilai-nilai Islam dalam pemerintah, penghapusan praktek-prekatek yang tidak islami dari upacara-upacara resmi departemen pemerintah, dorongan terhadap wacana intelektual keislaman di departemen dan lembaga pemerintahan dari tingkatan pendidikan lebih tinggi. Dalam bidang pendidikan; adanya reformasi pendidikan nasional dengan memasukkan perspektif dan nilai Islam, pendirian International Islamic Univercity.. Di bidang publikasi dan media; azan dikumandangkan lewat siaran radio dan TV Nasional. Dalam hubungan luar negeri; memperkuat kebijakan pro-Palestina dan anti-Israil. Di bidang perbankan dan asuransi; pendirian bank Islam, menemukan cara dan jalan untuk menghentikan praktek pembebanan bunga pada pinjaman pemerintah terhadap kaum Muslim, pendirian asuransi Islami, fasilitas perbangkan bebas bunga di bank-bank komersial konvensional. Di bidang hukum; perubahan dalam sistem hukum untuk memudahkan pertumbuhan dan perkembangan administrasi pengadilan syariat Islam, Larangan berkhalwat (berduaan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim), dan bagi yang kedapatan akan dikenai denda sekitar 100 dollar US
Dari urian di atas tergambar bagaimana perjalanan gerakan kebangkitan Islam terjadi di Malaysia. Sebuah kebangkitan menuju kekuatan baru Ummat Islam dengan gelombang islamisasi yang komprehensif dan representatif. Komprehensif karena menyentuh seluruh ranah kehidupan masyarakat Malaysia, dan representatif karena proses islamisasi terjadi secara kuat di empat aspek utama yang merepresentasikan sebuah kekuatan tatatan peradaban; kekuasaan, politik, sosial dan ekonomi.
Kebangkitan Islam Malaysia bisa dipandang sebagai kebangkitan Islam sebagai jalan hidup yang sempurna. Islam mampu terartikulasikan secara menyeluruh dalam pembangunan ekonomi, politik, budaya, sosial Malaysia. Islam dihadirkan sebagai solusi dari persoalan yang mereka hadapi. Dengan itu, memberikan pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Malaysia secara keseluruhan.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa tergambar pada harmonisasi masyarakat Malaysia yang multi-etnis. Islam menjadi wahana penting bagi perubahan dan stabilitas. Stabilitas yang nyata adalah keharmonisan antara Melayu, Cina, dan India yang menurut istilah Omar Farouk pejabat Melayu, pedagang Cina dan, intelektual India sebagai tiga etnis terbesar. mereka bekerjasama dengan kuat dalam membangun dan membangkitkan Malaysia.
Pada aspek perbankan Islam misalnya, Malaysia telah mendirikan bank Islam atau bank syariah sejak tahun 1980-an, sepuluh tahun lebih dahulu daripada Indonesia yang nanti berdiri pada tahun 1991 (yaitu Bank Muamalat Indonesia). Malaysia telah mendirikan Universitas Islam Internasional, pada saat Indonesia baru sebatas wacana. Peraturan orang Melayu adalah atau wajib muslim dan siapa pun yang mau menikah dengan oran Melayu wajib beragama Islam merupakan proteksi Islam yang kuat. Mereka juga teguh mempertahankan dan menjaga budaya Muslim seperti dalam busana muslimah, umumnya mereka tidak terkontaminasi dengan budaya luar Malaysia, meskipun ia berada di negara lain. realitas ini bisa di lihat pada mahasiswi Malaysia yang studi di Fakultas Kedokteran Unhas, mereka tetap dengan busana muslimah khas melayu.
Maka bisa dikatakan kebangkitan dan kemajuan pembangunan Malaysia dengan keunggulan-keunggulannya yang melampau Indonesia di beberapa sektor, itu karena kebangkitan Islam di negara bulan sabit tersebut. Islam terartikulasikan sebagai jalan hidup yang sempurna dalam segala tatanan kehidupan masyarakat Malaysia. Wallahu ‘alam

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuknya Islam di Malaysia, adalah bagian dari penyebaran Islam di Asia Tenggara. Sebab itu, ia memiliki kesamaan dengan masuknya Islam di Indonesia. Islam masuk ke Malaysia (Malaya) semenjak abad pertama atau abad kedua hijriyah. Jalur penyebarannya berasal dari Islam di kerajaan samudra pasai. Islam masuk ke Malaysia dengan damai dibawa para pedagang Arab, Persia dan Gujarat.
Kebangitan Islam di Malaysia dibagi dua fase; fase Islam tradisional hingga masa kolonialisme dan fase Malaysia modern setelah kemerdekaan, atau bisa disebut fase Malaya. Fase pertama, merupakan awal kebangkitan Islam dengan hadirnya gerakan pemurnian Islam dari pengaruh sistem kepercayaan pra-Islam, gerakan transformasi Islam tradisional serta perlawanan terhadap penjajah untuk membebaskan umat Islam dari cengkeramannya. Fase kedua, adalah fase kebangkitan Islam Malaysia modern (setelah merdeka dengan nama Malaysia). Kebangkitan Islam pada fase ini ditandai dengan hadirnya Islam sebagai solusi, Islam terartikulasikan sebagai jalan hidup yang sempurna dalam segala tatanan kehidupan masyarakat Malaysia.
Kebangkitan Islam di Malaysia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Bentuk-bentuk kebangkitan Islam; kebangkitan pada aspek politik, ekonomi, sosial dan kekuasaan. Kebangkitan Islam memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan masyarakat Malaysia.

B. Implikasi
Bahwa untuk mewujudkan perbaikan dari segala keterpurukan dan kebobrokan yang melanda negeri ini, Islam harus dihadirkan sebagai solusinya. Islam harus ditampilkan tidak hanya sebagai simbol dan ritual simbolik belaka, tetapi Islam wajib menjadi jalan hidup yang terartikulasi dalam segala dimensi kehidupan manusia Indonesia.

Daftar Pustaka
Abd. Karim, M., Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Jakarta, Pustaka Book Publisher, Jakarta, 2007
Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama ; Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Jakarta, Prenada Media, 2004
Esposito, Jhon L, Ensiklopedi Oxford; Dunia Islam Modern, Jakarta, Mizan, 2002
____________, (editor), Islam and Development : Religion and Sociopolitical Change, diterjemahkan oleh A. Rahman Zainuddin, Identitas Islam; Pada Perubahan Sosial Politik, Jakarata, Bulan Bintang, 1986
Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang, 1990).
Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta, RajaGrafindo, 1999
Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam: Sejara Pemikiran dan Gerakan, Jakarata, Bulan Bintang, 1975
Nata, Abuddin, Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, Jakarta, RahaGrafindo, 2001
Saiful Mujani (editor), Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Jakarta, LP3ES, 1993
Thohir, Ajib, Studi Kawasan Dunia Islam, Jakarta, Rajawali Pers, , 2009
__________, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Aka-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta, RajaGrafindo, 2009
TP, Majmu’ah Rasa>il al-Ima>m al-Syahi>d Hasan al-Banna>, tp, tk, 1992
http://www.analisadaily.com,
http://www.gizi.net.
http://www.topix.com.
http://bk3sjatim.org/
wawancara dan diskusi dengan , tanggal 28 Desember 2009 dan 5 Januari 2010.